Kamis, 19 Juni 2014

Pantai Bumbangku

                                              
Dibalik ombak bergulung pantai Gerupuk yang terkenal ganas dan menjadi buruan para surfer dunia, ternyata tersembunyi keindahan sebuah pantai berpasir putih, dengan latar belakang pemandangan bukit menghijau, yang hutannya bahkan belum terjamah tangan-tangan manusia. Ya, itulah pantai Bumbang yang terletak di Desa Pujut, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah.
Sayangnya, akses transportasi darat menuju lokasi obyek wisata pantai Bumbang ini masih terbilang sulit. Jalannya yang turun naik medan perbukitan dan jauh karena harus melingkar, serta masih belum di aspal, membuat daerah ini seperti terisolasi dari dunia luar, sehingga masih jarang sekali dikunjungi wisatawan.
Namun demikian, bukan berarti jalan darat tidak disukai. Para wisatawan yang memiliki kegemaran petualangan, dengan menggunakan sepeda motor atau mobil off road, justeru sengaja melalui jalan rusak ini untuk memacu adrenalin.
Beratnya medan dan lelah yang dirasakan, akan terbayar lunas dengan pemandangan yang disuguhkan selama perjalanan, keindahan medan perbukitan dengan lembah-lembahnya yang hijau, dan di sebelah selatan terhampar laut biru Samudera Hindia yang menawan.
Namun bagi yang tak suka petualangan darat, masih ada satu jalan alternatif yang bisa dilalui untuk mencapai pantai Bumbang, yakni akses transportasi menyeberang laut dengan menggunakan perahu sekitar 30 menit perjalanan melalui pantai Gerupuk, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut.
Menurut Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Cabang Lombok Tengah, Karyadi, untuk menyeberang dari pantai Gerupuk menuju pantai Bumbang, pengunjung bisa carter perahu dengan membayar biaya sebesar Rp 170.000.
Dengan berangkat melalui jalur penyeberangan dari pantai Gerupuk, wisatawan sebelumnya bisa mengunjungi Instalasi Balai Budidaya Laut milik Direktorat Jenderal Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI yang di bangun sejak tahun 1995 di Desa Gerupuk.
“Di tempat ini mereka bisa melihat secara langsung cara-cara pemijahan ikan kerapu bebek, budidaya abalong (kerang mata tujuh), lobster, kepiting, mutiara, hingga rumput laut. Sedangkan dalam perjalanan, bisa mampir di keramba-keramba terapung yang merupakan lokasi untuk pembesaran,” jelas Karyadi.
Berikutnya, perjalanan menyeberang akan melalui lokasi-lokasi surfing, dimana para surfer dengan di antar perahu, terlihat sedang menunggu ombak besar untuk kemudian beraksi menantang keganasan ombak pantai Gerupuk di atas papan surfing-nya. “Di pantai Gerupuk, ada empat lokasi surfing yang menjadi idola para surfer,” terang Karyadi.
Sedangkan di sebelah kanan (arah selatan), terlihat dua tebing berdiri dengan kokohnya mengapit laut di tengahnya, seakan-akan seperti gerbang raksasa yang langsung menghadap ke arah pantai selatan, atau Samudera Hindia.
Setelah menyusuri laut di sekitar Bukit Perigi, sebuah Gili (pulau kecil) tanpa penghuni, berikutnya di depan mata akan terlihat hamparan pasir putih memanjang, dengan latar belakang perbukitan yang hijau. Inilah pantai Bumbang, surga dunia yang seakan-akan masih tersembunyi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar